MENGENAL DIKSI DAN SENI BAHASA
DIKSI DAN SENI
BAHASA
Resume
ke-18
Gelombang
28
Hari/Tanggal:
Jum’at, 17 Februari 2023
Tema:
Diksi Dan Seni Bahasa
Nara
Sumber: Maydearly
Moderator: Widya Setianingsih
Assalamualaikum
Wr.Wb.
Alhamdulillah pada malam hari ini Jum'at,17 Februari 2023 kita masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk mengikuti kegiatan KBMN pertemuan ke-18 dalam keadaan sehat walafiat. Pada pertemuan malam ini materi akan dibawakan oleh Ibu Maydearly dengan tema Diksi dan Seni Bahasa dengan moderator Ibu Widya Setianingsih dari Arema
Ibu Maydearly adalah seorang guru di SMPN1 Lebakgedang, Kabupaten Lebak Banten, Pendidikan S1 di STKIP Setiabudhi Rangkasbitung fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, lulus dengan memperoleh gelar sarjana pada tahun 2013. Kemudian Beliau melanjutkan Pendidikan Megister di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Study Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 2018 dan selesai menempuh gelar Magister Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 2020. Pengalaman Narasumber penulis kutator, editor, bloger dan motivator. Motto hidup beliau “MENULISLAH UNTUK HIDUP SERIBU TAHUN.”
Moderator membuka kegiatan mala mini dengan
sebuah diksi "Sadarlah, aku telah mencintaimu dengan terengah-engah. Mencibir
oksigen dengan menjadikanmu satu-satunya udara yang boleh mengisi setiap
rongga."
SAHABAT Oleh : Widya
Setianingsih
S
ayap kami saling menyangga
A
rungi berdua gemerlap letihnya dunia
H
adirkan setiap warna membungkam resah yang ada
A
baikan setiap mata munafik yang bersorak dalam duka
B
iarkan tangan kami saling tergenggam, menguatkan dalam balutan doa
A
tau mentertawakan takdir yang dengan seenaknya mengatur hilir mudik nestapa
T
ak usah dengarkan mereka, cukup bersamamu hatiku jauh dari gulana.
Senja Mengukir Cinta
Oleh:
Maydearly
Deru angin dalam semilir
Mengukir
ruang resah
Tentang
senja paling gulita
Yang
membawa rasa untuk dia.
Untuk rembulan dalam temaram
Ku
titipkan singasana cinta
Berceloteh
tentang rindu
Yang
bersembunyi dalam diam.
Sunyi bertahta dalam gelap
Hampa
riak suara, kelabu
Hanya
menandu rindu
Dari
cinta yang berselimut dingin.
Rasa cinta yang tetap terjaga
Bak
bersanding dengan alam
Menjadi
singgasana keabadian
Membumi
dengan lubuk paling dalam.
Untuk dia, ku jaga rasa
Memeluk
rindu seabad
Ku
sampaikan dalam maya
Agar
terukir cerita paling menawan.
Pertemuan yang diawali dengan puisi begitu indah, melayang dibuatnya dengan kalimat-kalimat dengan pilihan kata yang enak didengar da syahdu Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk memberi makna sesuai dengan keinginan penulis. Diksi dan Puisi dua kata yang tidak bisa terpisahkan. Dengan diksi puisi semakin bernyawa. Dengan diksi pula membuat hati yang dingin menjadi menyala dalam suka cita.
Malam hari ini kita akan ditemani
ibu-ibu Cantik yang baik hati. Mereka adalah dua bidadari dari surga yang
sengaja dikirimkan ke dunia untuk mengajak kita belajar bersama. Mereka adalah
guru berprestasi dari lebak Banten dan Malang Jawa Timur. Ibu Maydearly akan
berbagi ilmu dan pengalamannya menulis diksi dan seni bahasa. Beliau akan
ditemani ibu Widya sebagai moderatornya. Mereka adalah guru-guru tangguh
berhati cahaya yang ikut terlibat dalam tim Solid Omjay (TSO).
Diksi san Seni
Bahasa
Diksi
– akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa
Inggris menjadi diction Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya,
pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan
tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan
pembacanya.
Dalam
sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang
memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu
ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics– salah satu karyanya.
Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan
yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa
diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para
sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.
William Shakespeare dikenal sebagai
sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia
menjadi maha guru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu
tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita
maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas
zaman.
Diksi dikatakan begitu penting dalam tulisan sebab banyak keindahan atas sebuah kata yang tak tereja oleb bibir. Diksi bak pijar bintang di angkasa yang menunjukan dirinya dengan kilauan, mempesona dan tak membosankan.
1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba.
indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan
benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk
menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada
kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk
menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok
juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak
dengan menyentuhnya.
Contoh:
Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa
permisi
2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman
hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat
jika dipadukan dengan indra penglihatan.
Contoh: Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma
badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan
3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa.
Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa
sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap
di lidah.
Contoh:
Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp
tangan kiriku. Telah terkubur dengan
bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu.
4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra
penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam
menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan
semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan.
Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya. Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah
DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya,
kondisinya.
Contoh:
Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika
kamu hanya sebagai lamunan
5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang
kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk
menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab
mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa
jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan
indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu,
penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar
menjadi terdengar.
Contoh:
Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi
terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah
keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu
Acap kali dalam menulis kita hanya melibatkan otak kita sebagai
muara untuk berpikir tanpa kita dengar, tanpa kita rasa, tanpa kita raba, jika
terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu tulisan
kita. Di atas kursi ini, aku pernah memeluk
ratapan bagaimana menungguimu dengan sebuah doa takdim. Setiap apapun yang kita lihat, sesekali kita rasakan, kita
raba, bahkan kita ampukan sebagai sebuah senyawa yang mampu bersuara.
Menulis itu Sederhana
1. Menulis dari apa yang kita lihat apa yang kita rasakan dari apa
yang kita rasakan dana apa yang kita dengarkan.
2. Mampu menulis dengan segala keindahan
3. Libatkan 5 macam panca indera kita.
4. Mencoba kita akan yakin, setelah yakin, pasti bisa
5. Selalu menumbuhkan ide-ide baru
6. Sekaranglah memulainya
Sesi Tanya Jawab
P1. Endang Ratna Juwita dari Bogor
Pertanyaan:
1. Bagaimana caranya kita untuk bisa membuat diksi yg indah dan
bisa menyentuh kalbu?
2. Adakah kamus atau buku yang berisi diksi?
3. Bagaimana menyingkirkan keraguan kalau tulisan diksi kita ini
pantas untuk di baca?
Jawab.
1. Cara membuat Diksi yang indah telah saya kemukakan di sesi
materi, yaitu mencoba menulis dengan melibatkan kelima panca indera.
2. Kamus untuk Diksi maybe belum ada Bunda. Tapi ketika kita
sering membaca tulisan dengan aroma diksi, kita akan piawai berdiksi.
3. Tulis saja, abaikan semua keraguan, lihat, rasakan, lakukan,
tulis seindah jemari mampu mengubah isi hati
P2. Saya ingin sekali untuk mencoba
menulis puisi tapi saya tidak memiliki kekayaan diksi. Apa ada tips yang ibu
miliki yang kiranya dapat menambah diksi saya sebagai pemula dan apakh langkh awal
untuk me mulai sebuh puisi? Jawabnya Tips bagaimana
cara mengembangkan Diksi adalah dengan memperbanyak muara baca. Semakin banyak
bahasa yang kita sentuh, semakin kaya padanan kata/diksi yang bisa kita jumpai.Jadi,
siaplah dengan memulai dan membaca.
P3. Imro'atus Sholihah_ Jombang Jatim. Setelah sy mengikuti penjelasan Bu May dari awal tentang Diksi arahnya ke puisi ya.Apa diksi hanya untuk puisi? Apa ada syarat-syarat ketepatan diksi? Materi seni bahasanya? Jawabnya Disini narasumber menekankan Diksi tak melulu untuk puisi. Diksi dijabarkan sebagai kekayaan bahasa, memaknai kata sebagai bentuk keindahan. Layaknya secangkir Teh, ada hangat yang perlu diresapi karena bahasa adalah jembatan dimana kita bisa mengerti dan saling memahami. Tulisan saya untuk Diksi kebanyakan adalah sebuah cerpen. Diksi adalah bagian dari Seni Bahasa, karena seni Bahasa itu meliputi menulis, dan berbicara.
P4. Bu Widya. Saya, Eka Yulia dari Kab. Seruyan. Kalteng. Apakah diksi selalu harus yang mengandung arti kiasan? Jawabnya Diksi tak melulu sebuah kiasan, karena ia adalah sebuah padanan kata. Dalam google kentara di sebut dengan sinonim bagaimana tulisan kita tergali dengan baik? Jawabnya Sesekali jangan menulis kata yang kerap orang jumpai. Carilah padanan atau sinonim dari kata yang kita tunjuk.
Demikianlah resume materi malam ini, semoga menambah kekayaan
ilmu dan bisa bermanfaat untuk kita semua sahabat Nusantara. Terima kasih kami
sampaikan pada ibu Maydearly yang sudah mau berbagi ilmunya. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Salam Literasi......
Mantap resumenya Bun👍
BalasHapusMakasih.... Bunda Farida
HapusLengkap sekali resumenya
BalasHapusMakasih.....
Hapus